Kalo yang ini masih dari Antologi Es Campur juga, temanya "Inspiration of Song" dan dengan pedenya gue pake lagu I will Show You-nya Ailee. Nilainya 83, naik 1,5 dari yang sebelumnya. Waktu itu gue ngirim dua naskah, yang satunya lolos dengan nilai 86,7 dan yang ini cuma terdampar di wall grup.
Kugoreskan pena pada kolom nama dan
alamat lengkapku dalam buku daftar tamu. Reuni kali ini pasti akan
menyenangkan, terlebih dengan rencana balas dendamku pada pria bermata elang
yang tengah memadu kasih di sudut ruangan itu.
"Kau sudah siap untuk
menunjukkan padanya?" bisik Dimas memastikan.
Aku mengangguk cepat. Dengan gaya
rambut modern, high heels dan polesan
make up yang menawan, aku yakin
dirinya pasti tak menyadari kehadiran sosok gadis jelek yang dulu
dicampakkannya ini.
Kutatap
lelaki itu nanar. Kemeja birunya, sepatu pantofel dan harum parfumnya, semua
itu adalah hadiah dariku di masa lalu. Dan kini, hadiah itu digunakannya untuk
memikat wanita lain tanpa sepengetahuanku. Membuatku merasa menjadi orang
paling bodoh sedunia.
Semakin ku tahan air mataku,
semakin deras tetesan itu membasahi pipiku. Benar yang dikatakan teman-temanku,
pria itu memang bermuka dua. Bisa-bisanya aku tertipu rayuan manisnya yang
ternyata hanya bualan semata. Dasar bajingan!
Wanita cantik berbusana minim di
sebelahnya kini tengah mengambil minuman, meninggalkannya seorang diri. Segera kuhampiri
pemilik wajah rupawan berhati setan itu. Aku sudah tak sabar ingin melewatkan
pesta pembalasan dendam ini.
"Rafa? Kamu Rafa ‘kan?"
seruku sembari mendekat padanya.
Lelaki bejat itu mengangguk,
memamerkan senyum nakalnya, “That’s right,
babe.”
Lihat
saja, belum apa-apa bajingan ini sudah melancarkan aksinya. Seolah tak ingin
kalah darinya, dengan liciknya aku berpura-pura tersandung. Minuman yang sedari
tadi hanya kupegang ini membasahi tubuh tegapnya. Ia terlihat gusar, namun aku
tak menyia-nyiakan kesempatan, "Maaf, aku tak sengaja…"
"Oh,
tidak apa-apa. Mungkin siraman dari bidadari cantik sepertimu akan memberikanku
keberuntungan," ujarnya seraya kembali tersenyum licik. "Kau alumni
sekolah ini juga ‘kan? Siapa namamu?"
Kuberikan
senyum penuh kemenangan padanya, " Vinna, gadis kutu buku jelek yang dulu
berhasil kau khianati setelah menguras hartanya."
Rafa terperangah, dan tanpa
kusadari “gadisnya” tiba-tiba sudah berada di belakangku. Dengan nada membentak
ia bertanya, "Siapa gadis ini, Raf?"
"Aku?”
Lagi-lagi senyum yang sama menghiasi wajahku. “Aku hanyalah salah satu dari
sekian banyaknya korban si bajingan ini, Nona. Berhati-hatilah padanya."
lanjutku sembari menepuk bahu wanita itu.
Mata
Rafa pun sontak membelalak, dan sebelum ia sempat berucap, kuhampiri Dimas yang
sudah menungguku penuh harap. Melenggang, melewati wajah
kaget itu dan segera pergi berlalu.
Catatan: ini udah melewati revisi habis-habisan.
0 komentar:
Posting Komentar