Your Manager
and I
.
© 2015 by Nisa Jung
.
Bangtan
Boys - J-Hope & Shannon Williams | Angst | 675 words | M
.
Proteksi
dan kekangan mereka tak berlaku untukku.
Jika
memaksa, bayarlah dengan nyawa.
.
Aku menyukaimu.
Buku
catatan yang dipegang Shannon kini bergetar, seiring dengan tangannya yang juga
refleks terguncang hebat. Baru halaman pertama saja sudah segamblang ini, bagaimana
kelanjutannya?
Kau tidak pernah berubah, Sayang. Walau menggunakan kemeja flannel dan ripped jeans―menanggalkan flare skirt kesukaanmu―saat pemotretan pagi tadi, kau tetap terlihat anggun. Oh ya, bagaimana keadaan kakimu setelah itu? Sneakers yang kau pakai kekecilan 'kan?
Shannon
merasakan bulu kuduknya meremang, namun tetap berusaha membaca lembar
selanjutnya.
Ah, aku juga sangat suka gaun panjang yang akan kau kenakan di drama musikal nanti. Kenapa harus menunggu minggu depan jika gaun itu sudah tersimpan di lemari bajumu? Kurasa, kecantikanmu bertambah berkali-kali lipat ketika mencobanya di butik kemarin. Sungguh... Aku ingin melihatmu mengenakannya sekali lagi.
Lagi,
gadis itu hampir menjerit ketakutan. Ini memang bukan kali pertama privasi seorang
Shannon Williams terusik, tetapi...
Kurangi kebiasaanmu tidur terlalu larut, Sayang. Tidak baik untuk kesehatanmu. Bukankah selama seminggu ini jadwalmu begitu padat? Karena tidak ingin kau kelelahan, aku sengaja mematikan alarm ponselmu pagi tadi. Syuting iklan minuman isotonik itu baru akan dimulai siang hari 'kan? Kenapa kau malah menyetel alarm terlalu awal?
Lutut
Shannon melemas, namun logika memaksanya untuk tetap tenang.
Omong-omong, bagaimana rasa panekuk buatanku? Aku senang kau menikmatinya dengan baik. Kuakui, meniru tulisan tangan manajer Min lumayan sulit. Benar-benar ide bagus menyertakan tulisannya di setiap makanan yang akan kau konsumsi. Aku saja sampai harus mengulangnya pada tiga kertas berbeda.
Wajah
Shannon tak ubahnya seperti salju. Pucat, seolah darahnya tidak lagi mengalir.
Otak gadis bersurai emas itu kini fokus mencari informasi lampau, tentang kapan
terakhir kali ia menyantap panekuk saat sarapan.
Aku senang kau memiliki manajer tangguh seperti Min Yoon Gi. Kewaspadaannya membuatku merasa tertantang. Dibanding Kim Nam Joon yang terlalu lemah, dia yang terbaik. Sianida yang kucampurkan pada minuman Nam Joon tempo hari cuma sesendok makan, tapi si Kim bodoh itu langsung tersungkur dan mati, ingatkah?
Tiga hari
yang lalu. Shannon bahkan masih bisa mengingat rasanya yang amat lezat, tapi
saat ini hal itu justru membuatnya mual.
Oh, aku jadi teringat dengan Seok Jin-hyung, manajer pertamamu. Begini-begini, aku sering mengunjungi makamnya―yah, meski tidak bisa serutin dirimu. Seperti bernostalgia rasanya. Semenarik apa pun pribadi Min Yoon Gi, Seok Jin-hyung takkan pernah terganti. Dia benar-benar mengurusmu dengan baik. Maksudku, kapan lagi kau bisa mendapat menu masakan rumahan, fasilitas antar-jemput, saran dalam berpenampilan, berikut perlindungan 24 jam? Bayangkan berapa biaya yang mampu kau hemat dengan menyewa Seok Jin-hyung, yang presensinya setara dengan supir pribadi, koki, fashion-stylish dan bodyguard dalam satu tubuh? Andai saja dulu Seok Jin-hyung mengizinkanku untuk memotretmu saat tidur, kisahnya tentu tak perlu berakhir tragis…
Shannon
harus segera keluar dari apartemen ini!
Kembali ke masalah Min Yoon Gi. Kudengar, sejak dini hari dia pergi ke kantor polisi untuk membahas tahanan yang melarikan diri. Huh, tapi apa peduliku? Yang terpenting, seharian ini dia takkan menghalangiku untuk bertemu denganmu. Kita benar-benar telah terhubung benang merah, uh?
Gadis itu
sama sekali tak membawa apa pun selain dompet dan ponselnya. Persetan! Yang
Shannon pikirkan saat ini hanyalah keselamatan dua orang...
Air mandimu sudah kuhangatkan, handukmu pun telah kusiapkan. Hei, katakan padaku, bagaimana bisa Manajer Min membelikanmu bath bomb beraroma citrus? Bukankah kau setengah mati membenci buah asam itu? Betul-betul tidak becus. Bolehkah aku menghukumnya?
Dirinya,
juga sang manajer.
"MIN!
MANAJER MIN!" Shannon memekik sekeras mungkin tatkala panggilannya
terhubung dengan kontak incaran. "KITA HARUS PINDAH DARI APARTEMEN INI,
SEKARANG JUGA!"
Terdengar
suara kekehan asing di seberang sana, berbonus bisikan mesra, "Sayang,
jangan berteriak sekeras itu. Manajer Min baru saja tertidur di
sampingku."
Shannon
beku di tempat. Ekspektasinya untuk memasuki pelataran parkir dan kabur bersama
Min Yoon Gi kini musnah sudah. Berganti dengan sejuta kemungkinan buruk yang
akan terjadi pada menit-menit selanjutnya.
"Aku
harus memastikan darahnya tidak mengotori jok mobil, supaya rok biru langit
kesayanganmu tak dipenuhi bercak merah." Suara serak yang sama kembali
menggema. "Setelah itu, barulah kita bisa mencari apartemen baru untukmu,
Sayang."
Tidak...
Mana mungkin Shannon bisa percaya begitu saja pada seseorang yang menyerobot
percakapannya dengan Min Yoon Gi?
"Bisakah
kau menunggu sebentar lagi?"
Bukankah
semestinya maniak bernama Jung Ho Seok itu sudah dieksekusi mati seminggu yang
lalu?
.
.
.
fin.
a/n: Inspired by
J-Hope's freakin' smile.