Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Senin, 17 Agustus 2015

[FICLET] FRIEND (ZONE)



Friend (Zone)
© 2015 by Nisa Jung
(VIXX – Hyuk & OC)
.
.
.
Kamu tahu rasanya terjebak dalam zona pertemanan?
“Han Sang Hyuk! Jawab aku! Sebenarnya kita mau ke mana, uh? Ini bukan jalan menuju rumahmu ‘kan? Iya ‘kan? Hei! Jangan diam saja!”
Rasanya seperti dikurung dalam sebuah labirin besar tanpa adanya pintu keluar. Sejauh apapun langkah yang kita tempuh, selama apapun durasi pencarian jalan keluar, tetap saja kita tak bisa membebaskan diri dari sana. Sungguh menyebalkan.
“Hyuk-ah[1], ini… Ini indah sekali!”
Tatkala kaki sudah terlalu letih untuk melangkah, di saat mata mulai jenuh menatap dinding, juga tetesan peluh yang sudah tak terkira jumlahnya; kita masih terpaku di tempat yang sama. Tanpa mengetahui kapan akhirnya.
“Hei, jangan tertawa! Aku ‘kan tidak tahu kalau di sekitar sini ada danau!”
Itulah, aku selalu merasakannya tiap kali bersamamu. Meskipun aku tak pernah lelah membantumu menyelesaikan banyak tugas, menghabiskan waktu untuk memberimu semangat, mengingatkanmu dengan berbagai kegiatan dan mendukungmu ketika merasa pesimis―itu belum cukup untuk mendapatkan hatimu.
“Apa ini? Umm, bukankah ulangtahunku sudah lewat? Kau tidak ingin mengerjaiku ‘kan? Jangan-jangan, isinya serangga atau… Boleh kubuka sekarang?”
Sebaik apapun sikapmu padaku, tetap saja tak pernah lebih dari teman.
“Kyaaa! Dari mana kau tahu kalau aku menginginkan sepatu ini? Cantiknya… Ah, terima kasih! Kau benar-benar teman terbaikku, Hyuk-ah! Saranghae[2]!”
Teman. Satu kata yang membuatku kian tersiksa. Satu kata yang kuharap segera mengundurkan diri untuk menjadi penghalang rasa. Satu kata yang biasa, namun getirnya sungguh terasa. Setidaknya… Hanya untukku seorang.
“Yah, sebenarnya Sung Jae pernah memberikanku warna pink sebelumnya… Tapi, kau tahu ‘kan? Aku tidak suka warna itu. Biru jauh lebih keren! Terima kasih!”
Aku tak mengerti, sebenarnya kamu yang terlalu lambat menangkap sinyalku atau malah diriku yang terlalu bodoh, menunggu dirimu menyadari semuanya? Terlebih, di sekelilingmu terhampar sejumlah pemuda lain yang memiliki obsesi serupa sepertiku. Ah, sudahlah. Aku sama sekali tak punya keberanian untuk bersaing dengan mereka…
“Dia itu bodoh, ya? Sudah kukatakan berkali-kali, warna kesukaanku itu biru. Tapi, tetap saja Sung Jae tak mau mendengarkannya. Apanya yang merayakan Valentine, huh! Kue coklat dariku seharusnya sudah cukup ‘kan? Yah, meskipun rasanya tidak begitu enak sih…”
Yang memiliki sejuta kelebihan untuk menjatuhkanmu.
“Omong-omong, apakah kita bisa pulang sebelum pukul empat? Tiketku tertinggal di rumah. Sung Jae pasti akan marah besar kalau aku terlambat datang ke bioskop nanti.”
Akankah kukibarkan bendera putih dalam waktu dekat ini?
.
.
.
fin.


[1] Suffix non formal untuk nama berakhiran konsonan
[2] Aku mencintaimu

0 komentar:

Posting Komentar

[FICLET] FRIEND (ZONE)

| |



Friend (Zone)
© 2015 by Nisa Jung
(VIXX – Hyuk & OC)
.
.
.
Kamu tahu rasanya terjebak dalam zona pertemanan?
“Han Sang Hyuk! Jawab aku! Sebenarnya kita mau ke mana, uh? Ini bukan jalan menuju rumahmu ‘kan? Iya ‘kan? Hei! Jangan diam saja!”
Rasanya seperti dikurung dalam sebuah labirin besar tanpa adanya pintu keluar. Sejauh apapun langkah yang kita tempuh, selama apapun durasi pencarian jalan keluar, tetap saja kita tak bisa membebaskan diri dari sana. Sungguh menyebalkan.
“Hyuk-ah[1], ini… Ini indah sekali!”
Tatkala kaki sudah terlalu letih untuk melangkah, di saat mata mulai jenuh menatap dinding, juga tetesan peluh yang sudah tak terkira jumlahnya; kita masih terpaku di tempat yang sama. Tanpa mengetahui kapan akhirnya.
“Hei, jangan tertawa! Aku ‘kan tidak tahu kalau di sekitar sini ada danau!”
Itulah, aku selalu merasakannya tiap kali bersamamu. Meskipun aku tak pernah lelah membantumu menyelesaikan banyak tugas, menghabiskan waktu untuk memberimu semangat, mengingatkanmu dengan berbagai kegiatan dan mendukungmu ketika merasa pesimis―itu belum cukup untuk mendapatkan hatimu.
“Apa ini? Umm, bukankah ulangtahunku sudah lewat? Kau tidak ingin mengerjaiku ‘kan? Jangan-jangan, isinya serangga atau… Boleh kubuka sekarang?”
Sebaik apapun sikapmu padaku, tetap saja tak pernah lebih dari teman.
“Kyaaa! Dari mana kau tahu kalau aku menginginkan sepatu ini? Cantiknya… Ah, terima kasih! Kau benar-benar teman terbaikku, Hyuk-ah! Saranghae[2]!”
Teman. Satu kata yang membuatku kian tersiksa. Satu kata yang kuharap segera mengundurkan diri untuk menjadi penghalang rasa. Satu kata yang biasa, namun getirnya sungguh terasa. Setidaknya… Hanya untukku seorang.
“Yah, sebenarnya Sung Jae pernah memberikanku warna pink sebelumnya… Tapi, kau tahu ‘kan? Aku tidak suka warna itu. Biru jauh lebih keren! Terima kasih!”
Aku tak mengerti, sebenarnya kamu yang terlalu lambat menangkap sinyalku atau malah diriku yang terlalu bodoh, menunggu dirimu menyadari semuanya? Terlebih, di sekelilingmu terhampar sejumlah pemuda lain yang memiliki obsesi serupa sepertiku. Ah, sudahlah. Aku sama sekali tak punya keberanian untuk bersaing dengan mereka…
“Dia itu bodoh, ya? Sudah kukatakan berkali-kali, warna kesukaanku itu biru. Tapi, tetap saja Sung Jae tak mau mendengarkannya. Apanya yang merayakan Valentine, huh! Kue coklat dariku seharusnya sudah cukup ‘kan? Yah, meskipun rasanya tidak begitu enak sih…”
Yang memiliki sejuta kelebihan untuk menjatuhkanmu.
“Omong-omong, apakah kita bisa pulang sebelum pukul empat? Tiketku tertinggal di rumah. Sung Jae pasti akan marah besar kalau aku terlambat datang ke bioskop nanti.”
Akankah kukibarkan bendera putih dalam waktu dekat ini?
.
.
.
fin.


[1] Suffix non formal untuk nama berakhiran konsonan
[2] Aku mencintaimu

0 komentar:

Posting Komentar