Reason! ― Hong Bin Version
© 2015 by Nisa Jung
(VIXX – Hong Bin
& OC)
.
.
.
Hanya ada satu
alasan kenapa Hong Bin selalu memarkir mobilnya di depan SMA Nara.
Bukan lantaran
ingin bernostalgia. Dua kali menghadiri acara reuni sudah cukup bagi Hong Bin
untuk melepas kerinduan pada teman-temannya semasa sekolah. Lagipula, manusia itu
seharusnya hidup untuk masa depan, bukan bertahan di masa lalu!
Sejenak, Hong
Bin berdecih. Muak dengan pikiran munafik yang sekelebat menjalar di otaknya.
Apanya yang masa depan? Bukankah Hong Bin bertandang di sini setiap hari hanya
untuk meratapi masa lalu?
Lebih tepatnya,
ingin mengubah masa lalu?
Tanpa sadar,
Hong Bin membuka laci dasbor dan mengambil dompet sewarna langit di sana.
Helaan napas pemuda itu mengalun, tatkala menatap sehelai foto yang terpampang
di dalamnya. Senyum lebar si pemilik... Begitu mengiris hati seorang Lee Hong
Bin.
Akhirnya, aku
bisa berfoto dengan Sang Hyuk!
Caption yang tertulis di lembar belakang
berhasil menggetarkan tangan Hong Bin untuk kesekian kali. Semasa hidup, Oh Min
Ji memang acapkali bercerita tentang Han Sang Hyuk padanya. Betapa Sang Hyuk
nampak keren saat mengatur barisan pada pelajaran olahraga, mengumpulkan
pekerjaan rumah dan mengisi daftar absensi―sebagai mana tugas seorang ketua
kelas. Betapa Sang Hyuk tetap terlihat tampan, meski sedang menyisihkan kedelai
hitam dan puding susu ketika makan siang, juga terantuk ranting pohon lantaran
melompat terlalu tinggi.
Ah, dengan
pengamatan seapik itu, siapapun dapat menarik kesimpulan sederhana bahwa... Min
Ji menyukai Sang Hyuk.
Atau, menggilai
Sang Hyuk?
Berlembar-lemba r
potret anak lelaki itu tertempel di samping meja belajar Oh Min Ji. Tentu saja,
semuanya diambil dalam diam. Senyum, tawa lepas dan semua tindak-tanduk Sang
Hyuk, semuanya terbekukan tanpa terkecuali. Sungguh, Hong Bin tidak pernah
menyangka kalau teknik fotografi yang diajarkannya akan digunakan untuk hal
seperti ini.
Tapi, paling
tidak, Min Ji bisa berbahagia di sisa hidupnya 'kan?
Pandangan Hong
Bin kembali terarah pada rekahan dompet milik Min Ji. Foto ini... Foto ini
adalah kali terakhir Min Ji mengabadikan sosok Sang Hyuk dalam bidikan kamera.
Min Ji memang pernah bersumpah untuk berhenti memotret Sang Hyuk, usai dapat
berfoto bersama pangerannya itu. Tapi, kalaupun bisa... Hong Bin tak ingin niat
Min Ji terwujud.
Biar saja Hong
Bin merasa jengah setiap mengunjungi kamar Min Ji yang dipenuhi wajah Sang
Hyuk. Biar saja hati Hong Bin tersayat tatkala Min Ji bercerita betapa indahnya
siluet seorang Han Sang Hyuk lewat sudut pandangnya. Biar saja... Biar saja
Hong Bin menyesali gelar "sepupu" yang selama ini mencegahnya untuk
menyatakan perasaan pada Oh Min Ji.
Yang penting,
Min Ji bisa tetap hidup dan selamanya berada di sisi Hong Bin.
Andai saja
tempo hari Hong Bin tidak terlambat menjemput Min Ji, mungkin sekarang anak
perempuan itu telah duduk di jok sebelahnya. Berceloteh riang sambil menyesap bubble tea, juga memamerkan kertas
ulangannya yang lagi-lagi tak berhasil menyabet nilai A. Kecelakaan itu... Hong
Bin benar-benar menyesal.
Seharusnya Min
Ji tak perlu berinisiatif untuk menghampiri halte bus yang berada di seberang
jalan.
"Hei!
Sudah kubilang, berhenti mengikutiku!"
Umpatan nyaring
itu sukses membuat Hong Bin berjengit. Pintu mobilnya yang sedari dibiarkan
terbuka, kini tertutup rapat. Serempak dengan kaki Hong Bin yang melangkah
pelan-pelan menuju gerbang SMA Nara.
"Berapa
kali harus kukatakan, hah?" Pekikan yang sama kembali mengudara, sangat
lantang dan lugas. "Aku tidak menyukaimu, Oh Min Ji!"
Begitu
menemukan si pemilik suara, Hong Bin kontan terperangah. Ternyata... Ternyata
bukan Hong Bin saja yang "kacau" setelah kepergian Min Ji.
Akal sehat Han
Sang Hyuk juga menghilang karenanya, uh?
.
.
.
fin.
0 komentar:
Posting Komentar