Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Senin, 17 Agustus 2015

[SERIES] REASON! ― HYUK VERSION



Reason! ― Hyuk Version
© 2015 by Nisa Jung
(VIXX – Hyuk & OC)
.
.
.
Ada banyak alasan kenapa Sang Hyuk membenci hari Kamis.
Yang pertama, kehadiran puding susu sebagai jamuan penutup di menu makan siang. Jangankan menyantap, mencium baunya saja Sang Hyuk sudah mual setengah mati. Perutnya yang tidak dirancang untuk menyerap laktosa memang memaksa anak lelaki itu untuk menjauhi segala produk susu. Kecuali ASI, tentunya.
Kedua, mata pelajaran Kimia. Park-seonsaengnim[1] berada di daftar terbawah dalam urutan guru terfavorit versi Han Sang Hyuk. Alasannya? Sederhana saja, karena dia sudah terlalu ringkih untuk mengajar. Fungsi telinga dan pita suaranya―ini yang paling Sang Hyuk benci―tidak sekuat guru-guru lain yang masih bugar. Tak jarang ada murid yang salah mencampur beberapa zat kimia dan berakhir dengan sebuah ledakan, lantaran tidak jelas menangkap instruksi dari beliau.
Yang ketiga…
“Hei, Tampan! Lemparkan bola itu padaku!”
Presensi seorang Oh Min Ji, tepat di sudut lapangan basket.
“Han Sang Hyuk! Cepatlah!”
Dengan ogah-ogahan, Sang Hyuk melayangkan bulatan jingga itu pada Min Ji. Huh, sudah tahu dia takkan bisa menangkap, masih saja berusaha.
“Hei, kenapa wajahmu muram begitu?” Min Ji menghampiri Sang Hyuk dengan mimik khawatir. Bola basket yang setengah mati diincarnya, kini dibiarkan bergulir begitu saja. Melewati kaki-kakinya yang terbungkus sepatu kets bercorak merah pekat.
Bukannya menyambut kedatangan gadis itu dengan keramahan, Sang Hyuk malah berkacak pinggang, “Aku ‘kan sudah menggantikanmu sebagai kapten tim minggu lalu dan memenangkan pertandingan! Lantas, kenapa kau masih saja mengikutiku, uh?”
“Memangnya tidak boleh?” Min Ji mencebik sebal. “Aku ‘kan menyukaimu…”
Sang Hyuk mendelik, “Oh Min Ji! Jangan ngawur!”
“Aku serius…” Min Ji mendesah. Ingin sekali digamitnya lengan Sang Hyuk yang terbungkus blazer, namun dalam keadaan seperti ini… Pastilah sulit. “Tak bisakah kau memberikanku satu permintaan lagi?”
“Kau ingin aku membelikanmu bola basket baru? Percuma saja! Toh, kau takkan bisa memainkannya!” jawab Sang Hyuk ketus, dibalas dengan sebuah gelengan pelan dari Min Ji. “Lalu, apa?”
“Jadilah pacarku.”
Sekarang, justru Sang Hyuk yang sibuk memutar-mutar kepala. Jika saat Oh Min Ji masih bertubuh saja Sang Hyuk menolak pernyataannya mentah-mentah, mana mungkin dalam keadaan melayang-layang seperti ini Sang Hyuk akan menerimanya?
.
.
.
fin.

a/n: Untuk sekuel silahkan klik di sini..


[1] Guru

0 komentar:

Posting Komentar

[SERIES] REASON! ― HYUK VERSION

| |



Reason! ― Hyuk Version
© 2015 by Nisa Jung
(VIXX – Hyuk & OC)
.
.
.
Ada banyak alasan kenapa Sang Hyuk membenci hari Kamis.
Yang pertama, kehadiran puding susu sebagai jamuan penutup di menu makan siang. Jangankan menyantap, mencium baunya saja Sang Hyuk sudah mual setengah mati. Perutnya yang tidak dirancang untuk menyerap laktosa memang memaksa anak lelaki itu untuk menjauhi segala produk susu. Kecuali ASI, tentunya.
Kedua, mata pelajaran Kimia. Park-seonsaengnim[1] berada di daftar terbawah dalam urutan guru terfavorit versi Han Sang Hyuk. Alasannya? Sederhana saja, karena dia sudah terlalu ringkih untuk mengajar. Fungsi telinga dan pita suaranya―ini yang paling Sang Hyuk benci―tidak sekuat guru-guru lain yang masih bugar. Tak jarang ada murid yang salah mencampur beberapa zat kimia dan berakhir dengan sebuah ledakan, lantaran tidak jelas menangkap instruksi dari beliau.
Yang ketiga…
“Hei, Tampan! Lemparkan bola itu padaku!”
Presensi seorang Oh Min Ji, tepat di sudut lapangan basket.
“Han Sang Hyuk! Cepatlah!”
Dengan ogah-ogahan, Sang Hyuk melayangkan bulatan jingga itu pada Min Ji. Huh, sudah tahu dia takkan bisa menangkap, masih saja berusaha.
“Hei, kenapa wajahmu muram begitu?” Min Ji menghampiri Sang Hyuk dengan mimik khawatir. Bola basket yang setengah mati diincarnya, kini dibiarkan bergulir begitu saja. Melewati kaki-kakinya yang terbungkus sepatu kets bercorak merah pekat.
Bukannya menyambut kedatangan gadis itu dengan keramahan, Sang Hyuk malah berkacak pinggang, “Aku ‘kan sudah menggantikanmu sebagai kapten tim minggu lalu dan memenangkan pertandingan! Lantas, kenapa kau masih saja mengikutiku, uh?”
“Memangnya tidak boleh?” Min Ji mencebik sebal. “Aku ‘kan menyukaimu…”
Sang Hyuk mendelik, “Oh Min Ji! Jangan ngawur!”
“Aku serius…” Min Ji mendesah. Ingin sekali digamitnya lengan Sang Hyuk yang terbungkus blazer, namun dalam keadaan seperti ini… Pastilah sulit. “Tak bisakah kau memberikanku satu permintaan lagi?”
“Kau ingin aku membelikanmu bola basket baru? Percuma saja! Toh, kau takkan bisa memainkannya!” jawab Sang Hyuk ketus, dibalas dengan sebuah gelengan pelan dari Min Ji. “Lalu, apa?”
“Jadilah pacarku.”
Sekarang, justru Sang Hyuk yang sibuk memutar-mutar kepala. Jika saat Oh Min Ji masih bertubuh saja Sang Hyuk menolak pernyataannya mentah-mentah, mana mungkin dalam keadaan melayang-layang seperti ini Sang Hyuk akan menerimanya?
.
.
.
fin.

a/n: Untuk sekuel silahkan klik di sini..


[1] Guru

0 komentar:

Posting Komentar